Jakarta Selatan – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) periode 2022–2025 baru-baru ini melaksanakan sebuah agenda penting yang menjadi pondasi perencanaan organisasi untuk tiga tahun ke depan: Rapat Kerja (Raker) PB IDI. Berlangsung intensif selama dua hari, tepatnya pada 4–5 Juni lalu, kegiatan ini sukses menjadi forum konsolidasi dan penetapan arah strategis bagi organisasi profesi dokter terbesar di Indonesia tersebut.
Bertempat di Gedung Giesmart, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Raker ini dihadiri oleh jajaran kepemimpinan kunci IDI. Data kehadiran menunjukkan komitmen tinggi dari para pengurus, dengan sekitar 80% pengurus, termasuk anggota Dewan Kehormatan dan Dewan Pengarah PB IDI, turut berpartisipasi. Acara ini merupakan momen vital bagi kepengurusan yang baru terbentuk untuk menyelaraskan program kerja dan memastikan sinergi dalam menghadapi berbagai tantangan kesehatan di Indonesia.
Format Hybrid yang Adaptif dan Inklusif
Mengambil pelajaran dari dinamika pandemi global, Raker PB IDI dilaksanakan dalam format hybrid yang adaptif. Gambar yang menunjukkan empat pimpinan rapat duduk di balik meja, dengan salah satu layar besar menampilkan peserta yang bergabung secara daring, menegaskan komitmen IDI terhadap protokol kesehatan sekaligus inklusivitas.
Pelaksanaan offline dihadiri oleh sekitar 200 orang pengurus, yang mengikuti seluruh sesi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan ketat. Sementara itu, sekitar 100 pengurus lainnya berpartisipasi aktif melalui kanal online. Format hybrid ini tidak hanya menjamin keselamatan dan kesehatan peserta, tetapi juga memungkinkan partisipasi pengurus dari berbagai daerah yang mungkin terkendala secara logistik, memastikan setiap perwakilan mendapatkan kesempatan untuk menyuarakan pandangannya.
Tiga Pilar Utama Strategi IDI 2022–2025
Rapat Kerja ini difokuskan pada perumusan dan finalisasi program kerja yang akan menjadi cetak biru operasional PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) hingga tahun 2025. Dalam pidato pembukaan, Ketua Umum PB IDI menekankan pentingnya organisasi profesi ini untuk tidak hanya berperan sebagai wadah etika dan profesionalisme, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah dan pelayan utama masyarakat.
Secara garis besar, program kerja yang dibahas dan disepakati dalam Raker ini berpusat pada tiga pilar utama:
-
Penguatan Profesionalisme dan Pendidikan Berkelanjutan: Peningkatan kualitas pendidikan kedokteran, pengawasan praktik dokter, serta penyediaan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini krusial untuk memastikan dokter Indonesia senantiasa terdepan dalam kompetensi.
-
Advokasi Kebijakan Kesehatan Nasional: IDI berkomitmen untuk terlibat aktif dalam setiap perumusan kebijakan kesehatan di tingkat nasional. Fokus advokasi mencakup isu-isu krusial seperti pemerataan dokter spesialis, peningkatan anggaran kesehatan, serta perlindungan hukum bagi dokter dalam menjalankan profesinya.
-
Transformasi Organisasi dan Pelayanan Anggota: Digitalisasi sistem keanggotaan, penyederhanaan birokrasi, dan peningkatan kesejahteraan anggota menjadi prioritas. IDI berupaya menjadi organisasi yang responsif, transparan, dan memberikan manfaat nyata bagi seluruh anggotanya.
Konsolidasi Dewan Kehormatan dan Dewan Pengarah
Kehadiran Dewan Kehormatan dan Dewan Pengarah dalam Raker kali ini memberikan dimensi kedalaman dan otoritas moral pada setiap keputusan yang diambil. Dewan Kehormatan memiliki peran penting dalam menjaga marwah dan etika profesi, memastikan bahwa setiap kebijakan organisasi sejalan dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI). Sementara itu, Dewan Pengarah memberikan panduan strategis jangka panjang, memanfaatkan pengalaman para tokoh senior untuk memastikan keberlanjutan dan relevansi organisasi di tengah perubahan zaman yang cepat.
Diskusi yang berlangsung sangat dinamis, mencerminkan keragaman pemikiran di tubuh organisasi. Foto yang menunjukkan empat pimpinan di meja utama—dua di antaranya mengenakan seragam kebanggaan IDI—melambangkan perpaduan antara kepemimpinan eksekutif dan semangat kolektif dalam mengambil keputusan. Fokus mereka pada dokumen di meja menunjukkan keseriusan dalam meninjau setiap detail program kerja.
Proyeksi Dampak Raker
Rapat Kerja PB IDI periode 2022–2025 bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan penentu arah perjalanan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam periode kepemimpinan saat ini. Hasil Raker ini diharapkan menjadi landasan bagi IDI untuk:
-
Menghadapi tantangan reformasi kesehatan pasca-pandemi, terutama dalam memperkuat sistem kesehatan primer.
-
Mengembangkan inovasi dalam pelayanan telemedicine dan digitalisasi kesehatan, dengan tetap memprioritaskan etika dan keselamatan pasien.
-
Memastikan peran dokter sebagai garda terdepan dalam program preventif dan promotif kesehatan masyarakat.
Dengan komitmen yang ditunjukkan oleh 80% pengurus inti yang hadir—baik secara fisik maupun daring—IDI periode 2022–2025 siap bergerak cepat dan terstruktur dalam mewujudkan visi organisasi: menjadi pilar utama dalam membangun sistem kesehatan Indonesia yang berkeadilan dan bermutu.
